Seberapa Penting Pendidikan Moral Bagi Generasi Bangsa?

Friday, June 3, 2016 | comments

Ketika ideologi asing musuh Pancasila di paksa secara halus untuk diterima dan ditoleransi di bumi Pertiwi.
Maka bangsa ini di paksa untuk sepakat Pancasila di lunturkan dan digusur pelan pelan.

Ketika anak bangsa disibukan memikir kebutuhan hidup yang makin susah, para komprador menggarap Indonesia untuk semakin mudah untuk di jajah secara putih oleh asing.

Ketika Kejahatan merajalela, berlandaskan Moral yang makin bobrok hasil sistim pendidikan yang sudah dijejali HAM, menghilangkan Pendidkan moral Pancasila dan pengaburan sejarah bangsa.
Maka nilai nilai luhur bangsa ini yang mengutamakan Moral beragama, beradab, gotong royong saling asih dan asuh sudah diganti menjadi tak bermoral, tak beradab, saling sikut dan hedonisme, menuju kerusakan generasi bangsa
Seberapa Penting Pendidikan Moral Bagi Generasi Bangsa?
Seberapa Penting Pendidikan Moral Bagi Generasi Bangsa?
Bangsa kita tidak boleh terlena.
Pancasila harus bangkit BERDAULAT agar bangsa ini selamat.

Kebangkitan Nasional adalah kebangkitan kembali menjadi bangsa yang Pancasilais.
Bukan bangsa kapitalis, liberalis, apalagi Komunis.

Keangkuhan bangsa Indonesia adalah bangsa yang angkuh dengan ideologi asing. Dan menjadikan Pancasila sebagai koridor dalam berbangsa dan bernegara.

Mau Bangkit dengan Keangkuhan Bangsa Indonesia? Atau
Makin terpuruk menjadi bangsa buruh dan jongos asing

Para KOMPRADOR apakah LUPA Perjuangan Ibu Pertiwi ?

RENUNGAN DIRI

Seorang anak muda mendaftar untuk posisi manajer di sebuah perusahaan besar.
Dia lulus interview awal, dan sekarang akan bertemu dengan direktur untuk interview terakhir.
Direktur mengetahui bahwa dari CV-nya, si pemuda memiliki akademik yg baik. Kemudian dia bertanya” apakah kamu mendapatkan beasiswa dari sekolah ?”
Kemudian si pemuda menjawab tidak.
“Apakah ayahmu yg membayar uang sekolah ?”
“Ayah saya meninggal ketika saya berumur 1 tahun, ibu saya yang membayarkannya”
“Dimana ibumu bekerja ?”
“Ibuku bekerja sebagai tukang cuci.”
Si direktur meminta si pemuda untuk menunjukkan tangannya. Si pemuda menunjukkan tangannya yg lembut dan halus.
“Apakah kamu pernah membantu ibumu mencuci baju ?”
“Tidak pernah, ibuku selalu ingin aku untuk belajar dan membaca banyak buku. Selain itu, ibuku dapat mencuci baju lebih cepat dariku.”
Si direktur mengatakan “aku memiliki permintaan. Ketika kamu pulang ke rumah hari ini, pergi dan cuci tangan ibumu. Kemudian temui aku esok hari.”

Si pemuda merasa kemungkinannya mendapatkan pekerjaan ini sangat tinggi. Ketika pulang, dia meminta ibunya untuk membiarkan dirinya membersihkan tangan ibunya. Ibunya merasa heran, senang tetapi dengan perasaan campur aduk, dia menunjukkan tangannya ke anaknya.
Si pemuda membersihkan tangan ibunya perlahan. Airmatanya tumpah.
Ini pertama kalinya dia menyadari tangan ibunya sangat berkerut dan banyak luka.Beberapa luka cukup menyakitkan ketika ibunya merintih ketika dia menyentuhnya.
Ini pertama kalinya si pemuda menyadari bahwa sepasang tangan inilah yg setiap hari mencuci baju agar dirinya bisa sekolah.
Luka di tangan ibunya merupakan harga yg harus dibayar ibunya untuk pendidikannya, sekolahnya, dan masa depannya.
Setelah membersihkan tangan ibunya, si pemuda diam2 mencuci semua pakaian tersisa untuk ibunya,
Malam itu, ibu dan anak itu berbicara panjang lebar.

Pagi berikutnya, si pemuda pergi ke kantor direktur.
Si direktur menyadari ada air mata di mata sang pemuda.
Kemudian dia bertanya, ” dapatkah kamu ceritakan apa yg kamu lakukan dan kamu pelajari tadi malam di rumahmu ?”
Si pemuda menjawab,” saya membersihkan tangan ibu saya dan juga menyelesaikan cuciannya”
“Saya sekarang mengetahui apa itu apresiasi.
Tanpa ibu saya, saya tidak akan menjadi diri saya seperti sekarang. Dengan membantu ibu saya, baru sekarang saya mengetahui betapa sukar dan sulitnya melakukan sesuatu dengan sendirinya.
Dan saya mulai mengapresiasi betapa pentingnya dan berharganya bantuan dari keluarga”
Si direktur menjawab,”inilah yg saya cari di dalam diri seorang manajer. Saya ingin merekrut seseorang yg dapat mengapresiasi bantuan dari orng lain, seseorang yg mengetahui penderitaan orang lain ketika mengerjakan sesuatu, dan seseorang yg tidak menempatkan uang sebagai tujuan utama dari hidupnya”
“Kamu diterima”

Seorang anak yang selalu dilindungi dan dibiasakan diberikan apapun yg mereka inginkan akan mengembangkan ” mental ke’aku’an” dan selalu menempatkan dirinya sebagai prioritas.
Dia akan tidak peduli dengan jerih payah orangtuanya. Apabila kita tipe orang tua seperti ini, apakah kita menunjukkan rasa cinta kita atau menghancurkan anak2 kita ?
Kamu dapat membiarkan anak2mu tinggal di rumah besar, makan makanan enak, les piano, menonton dari TV layar besar.
Tetapi ketika kamu memotong rumput, biarkan mereka mengalaminya juga. Setelah makan, biarkan mereka mencuci piring mereka dengan saudara2 mereka. Ini bukan masalah apakah kamu dapat memperkerjakan pembantu, tetapi ini karena kamu ingin mencintai mereka dengan benar. Kamu ingin mereka mengerti, tidak peduli seberapa kayanya orangtua mereka, suatu hari nanti mereka akan menua, seperti ibu si pemuda.
Yang terpenting, anak2mu mempelajari bagaimana mengapresiasi usaha dan pengalaman mengalami kesulitan dan belajar kemampuan untuk bekerja dengan orang lain agar se gala sesuatu terselesaikan.
Seberapa Penting Pendidikan Moral Bagi Generasi Bangsa?
Seberapa Penting Pendidikan Moral Bagi Generasi Bangsa?

‪#‎Note‬

Coba untuk melanjutkan cerita ini ke orang orang yang anda kenal. Ini mungkin dapat mengubah kehidupan seseorang..

Terutama untuk Para Komprador Negeri Ini.
Bahwa Indonesia Merdeka .berkembang seperti sekarang ini di bayar dengan darah dan airmata
Jangan sekarang dengan mudahnya ” MENGGADAIKAN” ibu pertiwi dan menjadikan “bangsa jongos” rakyatnya hanya untuk kepentingan Pribadi dan Golongannya sendiri.

Ternyata, sesuatu NAMPAK INDAH karena BELUM KITA MILIKI..

Seorang guru memberikan tugas kepada siswanya untuk menuliskan 7 Keajaiban Dunia.

Malamnya sang guru memeriksa tugas itu.
Sebagian besar siswa menulis demikian,

Tujuh Keajaiban Dunia :

  1. Piramida
  2. TajMahal
  3. Tembok Besar Cina
  4. Menara Pisa
  5. Kuil Angkor
  6. Menara Eiffel
  7. Candi Borobudur
Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama. Beberapa perbedaan hanya terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut. Tapi guru itu terus memeriksa sampai lembar yang paling akhir… Tapi saat memeriksa lembar yang paling akhir itu, sang guru terdiam. Lembar terakhir itu milik si gadis kecil pendiam…

Isinya seperti ini :

Tujuh Keajaiban Dunia:

  1. Bisa Melihat
  2. Bisa Mendengar
  3. Bisa Menyentuh
  4. Bisa Disayangi
  5. Bisa Merasakan
  6. Bisa Tertawa, dan
  7. Bisa Mencintai…
Setelah duduk diam beberapa saat, sang guru menutup lembaran tugas siswanya.
Kemudian menundukkan kepalanya berdoa…

Mengucap syukur untuk gadis kecil pendiam dikelasnya yang telah mengajarkannya sebuah pelajaran hebat, yaitu:
Tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban.
Keajaiban itu ada disekeliling kita untuk kita miliki dan tak lupa untuk kita SYUKURI.

Coba renungkan Ketika kita hidup digunung, merindukan pantai. Ketika kita hidup dipantai, merindukan gunung.
  • Kalau kemarau kita bertanya kapan hujan?
  • Dimusim hujan kita bertanya kapan kemarau?
  • Diam dirumah, berkeinginan untuk keluar.
  • Setelah keluar berkeinginan untuk pulang.
  • Waktu sunyi mencari keramaian.
  • Waktu ramai ingin cari ketenangan.
  • Ketika bujang mengeluh keinginan untuk menikah.
  • Sudah berkeluarga mengeluh belum miliki anak.
  • Setelah ada anak, mengeluh biaya hidup.
Ternyata, sesuatu NAMPAK INDAH karena BELUM KITA MILIKI..

Bilakah kebahagiaan akan diperoleh kalau kita senantiasa memikirkan apa yang belum ada, tapi mengabaikan apa yang sudah kita miliki..

Jadilah pribadi yang selalu BERSYUKUR dengan rahmat dan nikmat yang sudah kita miliki..

Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutup bumi yang luas ini?
Sedangkan menutup telapak tangan sajapun sudah begitu sukar..
Tapi, kalau daun kecil ini melekat dimata kita, maka tertutuplah bumi dengan daun..

Begitu juga bila hati ditutupi fikiran buruk sekecil apapun, maka kita akan melihat keburukan dimana-mana, bumi ini sekalipun akan
nampak buruk..

Jadi, janganlah menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil.
Janganlah menutup hati kita dengan sebuah fikiran buruk, walaupun cuma seujung kuku. SYUKURI APA YANG SUDAH KITA MILIKI, sebagai modal untuk memuliakan-Nya.

  • Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki..
  • Bersyukur atas keluarga yang kita miliki..
  • Bersyukur atas pekerjaan yang kita miliki..
  • Bersyukur atas kesehatan yang kita miliki..
  • Bersyukur atas rahmat dan nikmat yang kita miliki..
  • Bersyukur dan senantiasa bersyukur dlm segala hal

Note”

Tapi para Guru di Bumi Pertiwi ini semakin TAKUT menjalankan profesinya karena ancaman yang menghantui yaitu melanggar HAM dan UU Anak, terdengar kabar seorang Guru bidang studi biologi SMP Negeri 1 Bantaeng, Nurmayani, dibui di Rumah Tahanan Klas II Bantaeng, Sulawesi Selatan.

ibu guru Nurmayani menjadi tahanan titipan Kejaksaan Negeri Bantaeng di rutan tersebut sejak Kamis (12/5/2016), sambil menunggu kasusnya disidangkan di pengadilan. Kasus ini kontan mengundang keprihatinan anak bangsa .Kita jadi membandingkan pendidikan sekarang dan masa lalu, dulu ketika orangtua murid tahu anaknya dimarahi guru karena berbuat salah justru ditambahi oleh si orangtua, namun kini sebaliknya. para orang tua menjadi lebay ?

Maka Guru sekarang hanya sebagai Seorang Pengajar bukan lagi sebagai Pendidik ,., Bagaimana KOMNAS HAM dan Komnas Perlindungan Anak ? apakah Perlu dibentuk KOMNAS Kewajiban Asasi Manusia (KOMNAS KAM ) untuk mengimbangi HAM yang keblinger dibumi pertiwi ini.
Seberapa Penting Pendidikan Moral Bagi Generasi Bangsa?
Seberapa Penting Pendidikan Moral Bagi Generasi Bangsa?

Anak Indonesia

Kita mendengar beberapa kejahatan yang menjadi perbincangan masyarakat bangsa ini yang semuanya berbasiskan Moral yang bobrok

Setelah hati kita tercabik cabik dan menangisi kasus kematian Yuyun yang diperkosa oleh 15 remaja bangsa ini
Kemudian dikejutkan Penjahat Kelamin Tua Bangka yang telah melakukan kasus pemerkosaan 58 anak di bawah umur yang terjadi di Kediri. Pelakunya adalah seorang pengusaha ternama yang kabarnya adalah sosok yang ditakuti oleh masyarakat.
Indonesia Kembali dikejutkan meninggalnya seorang Gadis karyawati sebuah pabrik di Kosambi Tangerang yang ternyata dibunuh dan sebuah gagang pacul menancap:” Maaf ” di kemaluannya sampai menembus paru paru.,masya Allah!!!

Mirisnya diantara 3 pelaku, pelaku utama adalah seorang remaja SMP masih berusia 15 Tahun,
Belum lagi melihat video dan foto foto dimedsos pelajar kita berprilaku nyleneh , berposes LGBT, merokok, pesta miras, saling serang antar pelajar atau berprilaku seronok, astafirullah…

DOSA APA BANGSA ini ??? hingga moral generasinya sebegitu bobrok??
Apakah karena pelajaran Pendidikan Moral Pancasila sudah dihapuskan ?
Apakah para orang tua bangsa ini sibuk mengais rejeki yang makin susah dicari ?
Ataukah Bangsa ini sudah salah urus , salah arah, bahkan salah systim ??
Ataukah bangsa ini perlu di reStart ??

Mari kita renungkan >>

Jika anak dibesarkan dengan CELAAN, dia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan PERMUSUHAN/KEKERASAN, dia belajar membenci
Jika anak dibesarkan dengan CEMOOHAN, dia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan HINAAN, dia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan TOLERANSI, dia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan PUJIAN, dia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan DORONGAN, dia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan SEBAIK-BAIKNYA PERLAKUAN, dia belajar keadilan

Jika anak dibesarkan dengan RASA AMAN, dia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan DUKUNGAN, dia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan KASIH SAYANG &PERSAHABATAN, dia pun belajar menemukan cinta dalam kehidupan

By : Dorothy Law Nolte, Ph.D.

IBU PERTIWI MENANGIS !!!
By Patsus Naga Samudra
Gambar by Patsus Citox dan Patsus Dede Sherman

http://patriotgaruda.com/2016/05/21/seberapa-penting-pendidikan-moral-bagi-generasi-bangsa-catatan-admint-part-3/

Share this article :

Post a Comment

 
Copyright © 2013. IPA SMP
Template Created by IPA SMP